Friday, November 9, 2007

Bercengkrama dengan Tuhan

Astagfirullah !, akhir-akhir ini semakin banyak bermunculan paham sempalan. Karena kebebasan, dan tidak dibendung Di Jakarta ada yang mengaku didatangi Jibril seperti Rasul dan beritual dengan alunan musik. Di Polman ada muncul salat bersiul-siul dan bercengkerama Tuhan.
Sekedar penyegaran perlu dijelaskan sesuai pemberitaan pers berjudul Gaya Sumardin ”Bercengkerama dengan Tuhan “.Antara sesat dan keterbatasan Tasawuf MUI Polman ( Tribun Timur 21 Januari 2OO6, halaman 4 ).

Dalam berita tersebut murid Sumardin bernama Abdul Rasyid, mengaku, gurunya hanya mengajarkan ilmu Tarekat. Dan dikatakan kami hanya diajarkan Lise’na (intisarinya).Lise’ memang menjadi inti pengajaran Tasawuf.

Dengan penuh keterbatasan, penulis hanya menjelaskan kualifikasi tasawuf dan tarekat serta penilaian sebagian ulama Sunni dan Syi’ah, pada masa munculnya.
Tasawuf Sunni
Dalam Filsafat Islam, mencakup 3 pembagian. Pertama Ilmu Kalam (Teologi Islam). Kedua, Ilmu Tasawuf (Misticisme Islam). Ketiga, Filsafah Islam itu sendiri.

Ketiganya, hasil pemikiran sebagian kecil ulama. Bukan penafsiran langsung nash Al-Quran dan Hadis sahih. Jadi, ketiga ilmu itu bukan konsumsi awam. Membahasnya gampang terpeleset.

Tasawuf dalam perkembangannya,di bagi dalam 3 bagian
Pertama, Tasawuf Sunni. Yaitu yang tidak bertentangan sunnah Rasul. Seperti menyuruh bertaubat, zuhud, wara’, faqr, sabar, tawakal dan ridha. Dan selanjutnya mendalami Mahabbah (cinta) dan Ma’rifah ( Lebih mengenal Tuhan dari dekat).

Tasawuf ini disebut juga Tasawuf akhlak. Yaitu pembinaan akhlak serta tidak merusak akidah, seperti Tasawuf yang dianut Imam Al-Gazali, setelah mempelajari dua Tasawuf, lalu yang diterima hanya Tasawuf Sunni dan memukul fil;safat..

Tasawuf Filsafat:
Kedua, Tasawup Filsafat ini sukar dibuktikan, kalau berasal dari Islam, seperti ajaran Al-Ittihad (Merasa diri naik bersatu Tuhan) dan Al-Hulul (Merasa diri Tuhan masuk kedalam diri manusia) seperti yang diajarkan Al-Hallaj (dihukum mati 922 M ) dan Wahdatul Wujud (Unity of existence ) yang diajarkan Ibnu Arabi (1165 M).

Ajaran-ajaran itu berasal dari filsafat Yunani ( Lihat: Prof. DR. Rasjidi,1977:h.128 ). Ajaran ini merusak akidah Islam yang murni. Sebaiknya ditinggalkan oleh muslim yang menganut akidah bersih, karena gampang lari kepada kekufuran.

Ketiga, Tarekat lahir pada abad 12 M. .Sistemnya berubah dari Tasawuf. Tarekat menjadi organisasi, mempunyai murid dan syekh. Tokohnya seperti Abdul Qadir Jilany (TarekatQadiriyah) dari Persia, lahir 1O78 M, Kemudian Tarekat Syadziliah dari Maroko (1196 M) dan Tarekat, Naqsyabandiah dari Bukhara (1317 M). Dan masih banyak.

Tarekat baru lahir abad 12 Masehi, .banyak yang menggabung dua Tasawuf, sebagian Sunni dan sebagian Tasawuf Filsafat. Sebab itu ada organisasi Islam hanya mengakui Tarekat yang Mu’tabarah.

Depag dan MUI yang paling berkompoten mengawasi ajaran-ajran sempalan yang semakin jauh dari awal lahirnya yang sekarang merusak akidah Islam.

Penilaian Ulama
Sejak munculnya Tasawuf Filsafat, telah banyak ulama yang mengkufurkan (mengvonis ajaran dapat mengkafirkan) karena aneh-aneh. Terutama ajaran al-Hulul, Al-Ittihad dan Wahdatul Wujud.
Ulama yang terang-terangan menvatakan kufur yaitu:

(1) Ulama Fikih seperti Ibnu Dawud, Ibnu Hazam (Al-Zhahiriyah), Al-Thusi (Imamiyah-Syi’ah ), ibnu Khaldun (Mazhab Malik -Sunni), Ibnu Taimiyah (Mazhab Hambali-Sunni) dan Al-Juwaini ( Mazhab Syafi-Sunni’).

(2) Ulama Ilmu Kalam, seperti :Al-Jubbai ( Mu’tazilah ), Al-Thusi (Imamiyah-Syi’ah ), Al-Baqillani (Asy’ariyah -Sunni ), dan Ibnu Kamal (Maturidiyah-Sunni).

(3) Ulama Tasawuf : Amar Al-Maliki dan Abdul Karim Al-Jili ( Lihat Abd.Qadir Mahmud dalam “ Al-Falsafah Sufiyah Fil Islam”,1967 hal.68 ). Dan Mayoritas Ulama Sunni menolak Tasawuf filsafat.

Tarekat yang mengadopsi sebagian Tasawuf filsafat, itulah yang paling banyak bicara aneh-aneh. Seperti merasa diri ada Tuhan di jubbahnya. Ada yang menasehati muridnya, kalau mau haji(tawaf) cukup disekitar rumahnya saja. Disamping itu katanya punya ritual dapat bermesraan dan bercengkerama dengan Tuhan ?

Arti cengkerama, yaitu bersendagurau, bermain-main, bertamasya dan duduk berdua, kayaknya seperti muda-mudi. ( Kamus Besar 163 ). Kalau itu yang dimaksud pimpionan Tarekat yang sudah diamankan di Polman, berarti derajatnya melampaui derajat rasul-rasul pilihan seperti Nabi Musa yang gelarnya Kalamullah dan Nabi Muhammad yang gelarnya Habibullah (Kekasih Allah).

Tarekat itu mengadopsi filsafat Yunani, banyak yang mengherankan prilakunya karena bukan dari ajaran murni Islam. Dalam sebuah buku Tarekat, Syeikh Khalid Bentounes (kelahiran Al-Jazair) mengakui bahwa tarekat mempunyai itu tarian spiritual disebut ‘imarah. (Saling merapat, bergandengan tangan, membuat sebuah lingkaran, menyanyi dan melompat-lompat, membacakan puisi-puisi mistik, sampai menyebut Allah menjadi “Lah”, lalu “Ha” dan akhirnya “H” dari tenggorokan. Ini merupakan nafas hati. (Sufism in Islam, 1996:11O).

Jadi, kalau tarekat yang seperti itu dianut, dengan sendirinya memerluka ada instrunmen musik dalam ritual, seperti seorang wanita yang mengaku menerima wahyu dari Jibril (sudah diamankan di Jakarta), dan tarekat Sumardin yang salat bersiul-siul, (juga sudah diamankan di Polman).

Wajarlah jika Departemen Agama dan MUI selalu siap menertibkan. Tapi bukan fatwa makanan halal dan akidah,. Tapi, sebaiknya juga menerbitkan SIM seseorang yang dapat megajarkan agama ( berkhotbah dengan benar ), supaya ajaran murni Islam tidak terkontaminasi ajaran diluar Islam.

Dan terang-terangan bertentangan penafsiran Al-Quran dan Hadis sahih.
..
Berjumpa Tuhan:

Sebagian pemimpin Tarekat berani menafsirkan Al-Quran, menurut seleranya. Misalnya “Sesungguhnya Aku dekat, memperkenankan doa yang berdoa. (QS.Al-Baqarah 186). Ditafsirkan lain, bahwa Tuhan selalu memperlihatkan dirinya kepada mereka. Misalnya, dapat bercengkerama, dan macam-macam.

Penafsiran tersebut, .bertentangan dengan nash Al-Quran “LAN TARANI” (QS.al-A’raf :143 ).Ketika Nabi Musa bercakap-cakap dengan Tuhan, lalu meminta supaya, dapat melihat Dia, Tuhan menjawab dengan tegas “Lan tarani “, ( Kamu tidak bisa melihat saya, nanti di akhirat ). Berarti, di akhirat nanti barulah seseorang dapat melihat (berjumpa) Tuhan.( Insya Allah).

Seorang muslim, yang berkeinginan hendak berjumpa Tuhan di akhirat nanti, tanpa memasuki organisasi tarekat yang aneh-aneh, Al-Quran memberi petunjuk. Sesuai Al-Quran
“ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang-pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi 11O). ( Wa Allahu a’lam ).

Marilah kita memahami Islam, dengan benar dan baik, karena Tuhan hanya menerima amal yang benar dan baik ( La yaqbalu illa thayiba ).

No comments: