Saturday, November 10, 2007

Meniru Kepemimpinan Rasul

Alhamdulillah…

Dalam memilih pemimpin ( Presiden dan Wakil rakyat) dalam pemilu bulan depan, sangatlah sulit. Karena hampir semua calon, menurut mahasiswa, ada masasalah. Apalagi kalau kita dambakan tipe kepemimpinan ala rasul-rasul. Mengingat selama hampir 6O tahun kita merdeka, yang terasa adalah perbaikan tambal sulam. Perubahan mendasar, hampir tidak ada, kecuali kebebasan berbicara.

Bagaimana sulitnya, karena bangsa ini adalah bangsa religius, kita tentu berkewajiban menampilkan kriteria yang digariskan Tuhan melalui rasul-rasulnya yang telah dipilihnya sendiri.. Semua kriteria utama diabadikan dengan baik dalam kitab suci khususnya Alquran.

Mengapa kita harus meniru rasul ?. Tak lain karena Al-Quran memerintahkan meniru dengan istilah “ Uswatun Hasanah “ (Contoh terbaik).

Menurut Teologi Islam, Nabi-nabi yang pernah muncul dalam pentas sejarah, ribuan banyaknya. Sejak dari Nabi pertama Adam AS, sampai Nabi terakhir, Muhammad SAW. Yang diakui sebagai nabi dan rasul, hanyalah 25 orang. Namanya disebut satu persatu dalam Al-Quran yang wajib diketahui seorang muslim. Dari 25 Rasul itu ada beberapa yang populer. Yang diberi gelar “ Ulul ‘Azmi “(punya keyakinan prima), yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW. Kepemimpinan mereka perlu ditiru, khususnya strategi dan siasatnya dalam berdakwah.

Pertama :Nabi Nuh AS:
Dalam Al-Quran ditemukan, bahwa rasul yang paling tekun berdakwah adalah Nuh. Usianya yang 9OO tahun lebih, dihabiskannya untuk menyeru agar manusia, tidak menyembah selain Tuhan Allah. Tapi apa yang terjadi, hampir umatnya semuanya kafir, termasuk isteri dan anaknya, dan hanya 9 orang yang mengikutinya (sebagian pendapat lebih sedikit).Artinya, rata-rata hanya satu orang yang dapat digarap tiap seratus tahun.

Karena Nuh sebagai manusia mempunyai batas kesabaran, maka Nabi Nuh memohon kepada Allah, “Latadzar minal kafirin dayyara “ ( Janganlah tinggalkan seorangpun orang kafir di dunia ini (dihancurkan dan ditenggelamkan). (QS. : ).

Kedua:Nabi Ibrahim AS.
Dalam Al-Quran Nabi Ibrahim termasuk yang disebut ditiru dengan kata “Uswah Hasanah”( Teladan yang baik ). Bahkan wajib disebut namanya bersama dengan Nabi Muhammad dalam salat. Tapi tidak berarti bahwa hanyalah keduanya yang harus diteladani. Karena semua Rasul bagaimanapun, adalah pilihan Allah sendiri.

Ketika Ibrahim diangkat menjadi pemimipin, ia menawarkan agar keturunanku juga diangkat, tapi di jawab Tuhan “ La yanalu ahdiya al-zhalimin “ (Saya tidak restui menjadi pemimpin orang yang suka berbuat zalim) ( QS. ).

Dimana letak keistimewaan Nabi Ibrahim ?.
Menurut Tafsir Shafwat Tafasir, Nabi Ibrahim hendaknya ditiru keyakinan penalarannya mencari hanya satu Tuhan yang tunggal.. Mulanya yang disangka Tuhan adalah bintang, kemudian bulan dan matahari. Tapi karena ketiga benda itu semuanya terbenam, lalu disimpulkan, bahwa Tuhan Yang Esa itu ialah yang menciptakan bintang.bulan dan matahari. Kemudian kegigihannya mempertahankan keyakinan agama dalam berdakwah, yang siap dibakar ke dalam api yang bergejolak, serta ketekunannya menjalankan perintah Allah, dengan siap mengorbankan putera yang dicintainya.

Strategi politik yang dilakukan, ketika Ibrahim dituduh menghancurkan berhala-berhala yang di sembah masyarakat di zaman kerajaan Namrud, ia ditanya: “Hai Ibrahim bukankah kamu yang menghancurkan tuhan-tuhan kami,?.” .Ibrahim menjawab: “ Sebenarnya patung besar itulah yang melakukan, “ coba tanyakan padanya, jika mereka dapat berbicara ”. Setelah tentara kerajaan menyadari, bahwa patung tidak mungkin bisa berbicara, Ibrahim bertanya lagi, “ mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat ?.”. Ah (celakalah) kamu menyembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami ?. “. (QS 17 :67).Tapi akhirnya dieksekusi dengan di buang ke dalam api yang bergejolak.

Ketiga:Nabi Musa AS:
Ketika Nabi Musa dikejar tentara Fir’aun yang dituduh terlibat dalam pembunuhan setelah membela kaum Bani Israil yang diperbudak dan dirampas haknya oleh tentara Fir’aun, ia terdampar disuatu daerah bernama Mad-yan, domisili keluarga Nabi Su’aib. Setelah melihat tingkah lakunya, diabadikan Al-Quran dengan “ Inna khayra man ista’jarta al-Qawiyyu al -amin “(Yang paling cocok kamu angkat pemimpin ialah yang kuat pisik dan jujur.) (QS. ).

Keempat: Nabi Yusuf AS:
Nabi Yusuf yang dibuang saudaranya karena irihati, kemudian dipungut seorang penguasa di Mesir, setelah bertahun-tahun dalam penjara karena fitnah, kemudian berbalik tampil menjadi penguasa di Mesir, setelah masyarakat mengakui kejujurannya dan keahliannya dalam memelihara aset negara (Inni Hafizhun ‘alim (QS. ).

Kelima :Nabi Isa AS:
Nabi Isa yang lahir tanpa ayah, adalah bagian dari kekuasaan Allah seperti Adam lahir tanpa Ibu dan ayah. Karena hal itu mengherankan, sebagian kelurganya menuduh ibunya (Maryam) pelacur . Maryam menunjuk kepada Isa yang baru lahir. Dan dengan izin Allah Isa yang masih bayi berbicara “ Inni Abdullah, ataniyal kitab…Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah. Dia memberiku Alkitab (Injil). Dia menjadikan aku seorang Nabi.Dia menjadikan aku diberkati dimana saja berada.Dia memerintahkan aku melakukan salat dan membayar zakat selama hidupku.. Berbakti kepada ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong dan celaka. (QS. Maryam : 3O-32).

Keenam: Nabi Muhammad SAW:
Menurut Tafsir Al-Bayan, yang harus diteladani dari diri Nabi Muhammad SAW, sangatlah banyak. Disamping kejujurannya sejak kecil (Al-amin), juga kesabarannya (asbab nuzul), terutama kesabarannya ketika memimpin pasukan, pada perang Uhud. Pada waktu itu pasukan Islam yang dipimpinnya kucar kacir, karena tidak mematuhi perintah Nabi. Kedua, karena keserakahan sebagian pasukan, yang memburu harta rampasan, akhirnya banyak pasukan Islam yang gugur (syahid), termasuk pamannya (Hamzah).

Disamping itu punya kesabaran dan kasih sayangnya lebih tinggi dari Nabi Nuh.Kalau Nabi Nuh masih punya batas kesabaran. Sedang Nabi Muhaamd ketika dilempari batu penduduk Thaif, Jibril memberi tahu bahwa penjaga gunung telah diizinkan mernghancurkan mereka, jika anda setuju. Tapi justru Nabi mendoakan “ Allahummahdi qawmi Fainnahum la ya’lamun “ (Ya Allah ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahju, bahwa saya datang untuk kesejahteraan dunia dan akhirat mereka).

Selanjutnya sterategi politik yang dilakukan Nabi, ketika terjadi perjanjian damai dengan Kafir Kuraisy diantaranya, Kafir Kuraisy yang datang dari Mekah ke Medinah, harus dikembalikan, sedang muslim yang datang dari Medinah ke Mekah, harus tinggal menetap.

Ketika perjanjian perdamaian itu ditanda tangani, hampir semua sahabat Nabi protes, karena dianggap perjanjian tidak seimbang, namun Nabi tetap menandatanganinya.

Tapi apa yang terjadi, beberapa tahun kemudian, ahli politik mengakui, betapa tingginya strategi politik Nabi. Pertama, Nabi telah diakui eksistensinya sebagai pemimpin yang berkuasa di Medinah. Kedua, Kafir Kuraisy yang dikembalikan ke Mekah, telah diberi doktrin yang matang tentang akidah Islam. Ketiga, kaum muslimin yang harus menetap di Mekah, telah dibekali lebih dahulu Kaifiat dakwah yang tangguh. Akhirnya berlomba-lombalah kaum musyrikin memeluk Islam.

Dari tipe-tipe kepemimpinan rasul pilihan Allah tersebut, niscaya terdapat syarat mutlak yang harus ditiru dari mereka:

Pertama : Mempunyai ketahanan pisik dan mental yang kuat.
Kedua : Mempunyai sifat kejujuran dan keadilan yang ikhlas
Ketiga : Mempunyai pribadi yang tidak gila harta.
Keempat : Mempunyai ilmu yang dalam.
Kelima : Mencintai rakyat kecil dan miskin..

Akhirnya dalam menyambut pemilu bulan depan, hendaknya kita memilih pemimpin yang mampu mendekati rasul-rasul diatas, mampu mensejahterakan bangsa yang sudah hampir 6O tahun merdeka tapi masih menderita serta program utamanya dipokuskan mengharamkan KKN dan menalak tiga di Indonesia. Karena inilah penyakit bangsa yang paling menyengsarakan rakyat.

Maka kita sambut pemimpin ( Presiden dan Wakil Rakyat ) yang akan kita pilih langsung, adalah mereka yang mampu meniru rasul yaitu : Takut kepada Allah, kuat pisik dan mental, jujur, adil, berilmu, tidak gila harta dan suka berbuat ihsan (sangat mencintai rakyatnya), melebihi kecintaannya kepada partai dan keluarganya.

Semoga Allah memberikan pemimpin yang diridhai. Amin.
H. Mochtar Husein

No comments: