SELAIN puasa berfungsi pengendalian, lebih mencintai orang miskin, juga menambah lebih sehat, cantik dan harmoni. Terbukti setelah melakukan puasa Ramadhan, badan terasa ringan, ramping dan hidup harmoni. . Yang terkena penyakit penimbunan kolestrol, berkurang,
Hampir semua esensi ibadah Islam seperti salat, puasa dan haji, sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Karena ibadah selalu mempunyai dua efek. Ritual transenden dan social humanity. Khusus setelah berpuasa Ramadhan, terasa kesehatan lebih prima dan kelanjutan hidup lebih harmoni.
Istilah Al-Quran “ Kutiba ‘alaikum al-shiyam” ( Diwajibkan atasmu berpuasa ), oleh sebagian mufasir .bermakna, bahwa tanpa ada perintah Al-Quran, niscaya puasa itu, diketahui mempunyai efek positif, bagi diri orang yang berpuasa, yaitu akan menambah sehat, bugar dan cantik , karena telah berhasil memperoleh bentuk badan yang ideal.
Efek yang dihasilkan puasa, bukan saja hanya berdampak positif kepada muslim yang berpuasa, tetapi termasuk yang non muslim. Diakui oleh dunia kedokteran di Barat, terhadap penyembuhan penyakit-penyakit tertentu. Minimal sangat dibutuhkan persiapan suatu operasi dan penurunan kolistrol dan lemak.
Efek langsung bagi orang yang berpuasa, menurut ahli kedokteran Islam diantaranya, terhadap jasmaniah (a) Menghilangkan lemak (b) Menghilangkan racun © Melaksanakan tugas suci untuk usus dan hati (d) Mengistirahatkan saluran kencing (e) Melahirkan respon yang baik. Sedang efek kerohanian, diantaranya (a) Melahirkan cinta kasih (b) Membendung gejolak nafsu (c) Mendidik ekonomis (d) Memperdalam semangat optimisme (e) Mendidik kesabaran yang prima ( Kedokteran Qur’ani, 2OOO).
Selanjutnya dalam Al- Thibb al- Islam dikatakan, ketika seorang selesai berbuka dengan korma (manis), lalu istirahat sebentar kemudian melanjutkan salat lail ( Tarawih) berjamaah bersama kelompok masyarakat lain, menghasilkan efek yang sangat positif di bidang kesehatan pisik dan psikhis. Hal itu lebih dirasakan terutama yang berkeluarga. Terdiri dari ayah, ibu dan anak berkumpul bersama dalam suatu disiplin ibadah, otomatis melahirkan perasaan gembira, yang secara psikologis selama 11 bulan terbenam dalam kesibukan masing-masing.
Dalam Al-Quran.
Banyak ayat dalam Al-Quran, yang secara tidak langsung, mengaitkan korelasi antara ibadah dengan kesehatan badan dan vitalitas hidup harmoni, diantaranya :
Pertama, Katakanlah, inginkah aku kabarkan kepadamu yang lebih baik…yaitu orang-orang bertakwa di sisi Tuhan mereka. yaitu orang-orang yang sabar, orang-orang yang benar, orang-orang yang taat, orang-orang yang menafkahkan hartanya dan orang-orang yang memohon ampunan, diwaktu sahur ( QS.Ali Imran :15 ).
Hampir semua esensi ibadah Islam seperti salat, puasa dan haji, sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Karena ibadah selalu mempunyai dua efek. Ritual transenden dan social humanity. Khusus setelah berpuasa Ramadhan, terasa kesehatan lebih prima dan kelanjutan hidup lebih harmoni.
Istilah Al-Quran “ Kutiba ‘alaikum al-shiyam” ( Diwajibkan atasmu berpuasa ), oleh sebagian mufasir .bermakna, bahwa tanpa ada perintah Al-Quran, niscaya puasa itu, diketahui mempunyai efek positif, bagi diri orang yang berpuasa, yaitu akan menambah sehat, bugar dan cantik , karena telah berhasil memperoleh bentuk badan yang ideal.
Efek yang dihasilkan puasa, bukan saja hanya berdampak positif kepada muslim yang berpuasa, tetapi termasuk yang non muslim. Diakui oleh dunia kedokteran di Barat, terhadap penyembuhan penyakit-penyakit tertentu. Minimal sangat dibutuhkan persiapan suatu operasi dan penurunan kolistrol dan lemak.
Efek langsung bagi orang yang berpuasa, menurut ahli kedokteran Islam diantaranya, terhadap jasmaniah (a) Menghilangkan lemak (b) Menghilangkan racun © Melaksanakan tugas suci untuk usus dan hati (d) Mengistirahatkan saluran kencing (e) Melahirkan respon yang baik. Sedang efek kerohanian, diantaranya (a) Melahirkan cinta kasih (b) Membendung gejolak nafsu (c) Mendidik ekonomis (d) Memperdalam semangat optimisme (e) Mendidik kesabaran yang prima ( Kedokteran Qur’ani, 2OOO).
Selanjutnya dalam Al- Thibb al- Islam dikatakan, ketika seorang selesai berbuka dengan korma (manis), lalu istirahat sebentar kemudian melanjutkan salat lail ( Tarawih) berjamaah bersama kelompok masyarakat lain, menghasilkan efek yang sangat positif di bidang kesehatan pisik dan psikhis. Hal itu lebih dirasakan terutama yang berkeluarga. Terdiri dari ayah, ibu dan anak berkumpul bersama dalam suatu disiplin ibadah, otomatis melahirkan perasaan gembira, yang secara psikologis selama 11 bulan terbenam dalam kesibukan masing-masing.
Dalam Al-Quran.
Banyak ayat dalam Al-Quran, yang secara tidak langsung, mengaitkan korelasi antara ibadah dengan kesehatan badan dan vitalitas hidup harmoni, diantaranya :
Pertama, Katakanlah, inginkah aku kabarkan kepadamu yang lebih baik…yaitu orang-orang bertakwa di sisi Tuhan mereka. yaitu orang-orang yang sabar, orang-orang yang benar, orang-orang yang taat, orang-orang yang menafkahkan hartanya dan orang-orang yang memohon ampunan, diwaktu sahur ( QS.Ali Imran :15 ).
Menurut ulama Tafsir, yang disebut diwaktu sahur yaitu orang yang bangun menjelang Subuh, untuk beranjak melakukan salat dan memohon ampunan, akhirnya dosa-dosa yang pernah dibuatnya digugurkan . Demikian orang yang berpuasa menghasilkan efek kesehatan, karena mengatur makan sahur, menghirup udara bersih dan bergerak badan berjalan ke mesjid, melakukan salat wajib dan sunnat, yang otomatis menambah kesehatan, kebugaran dan kecantikan tubuh.
Kedua, Dirikanlah salat dari matahari tergelincir sampai gelap malam. Dan dirikanlah pula salat Subuh, sesungguhnya salat itu disaksikan (oleh Malaikat).( QS. Isra’ 78 ).
Menurut Thibb Islam, manfaat utama dari salat Subuh, disamping disaksikan dan didoakan malaikat, sekaligus telah menghirup udara segar, yang sudah pasti dapat mengantar kesehatan, karena pada waktu subuh gas ozon ( O3 ) memenuhi sebagian besar udara kita. Gas itu semakin berkurang menjelang matahari terbit. Namun, sinarnya masih memberikan pengaruh tersendiri terhadap semangat kerja.
Ketiga, Dan buah korma dan anggur kamu buat minuman yang memabukkan,dan rezki yang baik .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah, bagi orang yang memikirkan. (QS. al-Nahl 67 ).
Menurut sebagian ahli Gizi, sesungguhnya makan korma diwaktu sahur dan berbuka diwaktu Magrib, dapat menambah vitalitas dan harmoni hidup.
Keempat, Dan makanlah yang telah diberikan Allah kepadamu rezeki “ halalan thayibah”(yang halal, lagi baik ) ( QS.al-Maidah 88 ).
Menurut Tafsir Al-Mizan,yang dimaksud “ halalan thayibah “ ialah yang bukan diperoleh dengan jalan haram serta mengandung gizi dari daging hewan atau ikan segar.
Kelima, Dan Dialah (Allah) menundukkan lautan untukmu ,agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (Lahman Thariyan) dan mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kamu mencari keuntungan dari karunianya dan supaya kamu bersyukur (QS. al-Nahl 14 ).
Menurut ulama Tafsir, ayat tersebut telah menyediakan ikan segar dilaut, telah menyediakan perhiasan wanita di laut, kekayaan lain di laut seperti minyak dari laut, transportasi untuk berdagang, itu mempunyai beberapa manfaat untuk tubuh manusia Diantaranya, mempertinggi protein, menghasilkan vitamin (minyak ikan), sumber kalsium dan iodiom.
Keenam, Dan Tuhanmu mewahyukan kepadamu lebah : Buatlah sarang di bukit-bukit atau di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”(QS.al-Nahl 68).
Menurut ulama Thibb, madu itu mengandung 7O zat penting, diantaranya Zat gula, Pencernaan, Vitamin B, C, K dan E , Protein dan Zat besi.
Ketujuh, Dan dari buah-buahan dan sayur-=sayuran diperintahkan memakan , agar sehat melakukan ibadah, disebut Al-Quran dengan istilah “Tumbit al- Ardh” (QS. Al-Baqarah ).
Dari 7 ayat diatas, terlihat betapa ramahnya Tuhan kepada hambanya yang melakukan ibadah ( termasuk berpuasa ). Artinya, Tuhan telah menyiapkan berbagai fasilitas dan perbekalan, agar yang melakukan mengabdian, tetap dalam kondisi sehat, prima dan ikhlas ( Liya’budun ).
Dasar-dasar Al-Quran diatas memberi pemahaman kepada kita, bahwa puasa Ramadhan disamping berfungsi pengendalian dan pemeliharaan diri (takwa) sebegai kebutuhan manusia agar bertambah sehat ( Shumu tashihu ) dengan menghilangkan penyakit (Kolestrol ), hendaknya gumpalan keserakahan (semacam kanker ganas ) dalam diri manusia, dihilangkan pula, dengan distribusi yang baik, adil dan merata, melebihi kompensasi BBM. Maka lahirkan hidup harmoni setelah puasa berhasil jadi pembakar ( ramadhan ) sifat egosentrisme.
No comments:
Post a Comment