Puasa Ramadhan telah berlangsung seminggu lamanya. Lapar dan dahaga, sudah beradaptasi. Tidak terasa lagi ada lapar- dahaga, seperti pada awal puasa. Dan tidak ada lagi ada orang yang merasa lupa, kalau ia sedang berpuasa, akhirnya ia makan atau minum Kalau masih ada yang merasa lupa bahwa kini sedang puasa Ramadhan, patut dicurigai kesahihan bicaranya. Demikian juga melaksanakan Tarawih, di malam hari juga telah dirasakan asyik. Dijalankan bersama keluarga, apalagi jika imam Tarawih adalah Qari’ yang tidak terlalu cepat membaca ayat. Lalu dilengkapi mubalig yang syahdu memberi solusi, yang pendeknya hanya sekitar sepuluh menit. Dan mengupas hanya satu ayat atau satu hadis sahih. Terasalah betapa nikmatnya beribadah malam.
Demikian juga orang yang bekerja di siang hari. Mulanya agak berat dan sulit. Tapi lama kelamaan, sudah dirasakan sangat mudah. Bahkan yang bekerja kantoran, justru lebih senang, jika pulang terlambat, karena langsung dapat berbuka. Berbeda sewaktu diluar puasa, selalu mau lari cepat meninggalkan pekerjaan.
Ramadhan istimewa:
Dalam Ramadhan kali ini khususnya bangsa Indonesia, mempunyai keistimewaan tersendiri. Kita telah mempunyai pemimpin negara yang baru dilantik. Akan mengadakan perubahan melebihi yang telah lalu. Insya Allah. Bapak kita “ SBY- Kalla”. Teringat “Sukarno – Hatta”. Tapi, kita harapkan, mudah-mudahan keduanya tetap utuh, sampai akhir jabatan. Sebelum keduanya terpilih, cukup banyak mengalami kesulitan, cobaan dan fitnah. Tidak difungsikan jabatannya. Di pecat partai yang dibinanya lebih lama, dari yang memecat. Difitnah koruptor dan keluarganya dituduh non muslimah.
Pokoknya, segala macam fitnah. Namun dijawab dengan senyum dan sabar. Dengan jawaban senyum dan sabar itu, justru membuat namanya bertambah populer dan dicintai rakyat. Akhirnya keduanya merebut kemenangan, lebih lebih banyak dari putaran pertama. 61 %.
Seorang Muslim yang sedang berpuasa, termasuk kedua Pimpinan Negara yang baru dilantik, pasti akan mengalami banyak kesulitan, selama masih melayari bahtera perjuangan hidup dunia. Apa sebab ?. Karena yang namanya laut tidak pernah berhentik bergelombang. Tapi Alquran menyatakan, tidak perlu khawatir menghadapi hidup, karena “ Fa inna ma’a al ‘usri yusra ; Inna ma’a al ‘usri yusra . ( Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan ; Dan sesungghnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan (QS. 94 : 4 dan 5).
Berulang dua kali:
Apa makna ayat yang berulang itu ? Ayat tersebut sering ditanyakan, Mengapa surah 94 ayat 4 dan 5 diatas berulang dua kali.
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan “ ?
Menurut ulama Tafsir : Pertama, biasanya ayat yang turun ketika Rasul masih di Mekah, sering ada pengulangan kalimat. Tujuannya, untuk mengukuhkan jiwa Muhammad dalam menghadapi banyaknya tantangan. Dapat dilihat pengulangan kalimat itu misalnya pada surah Al-Qadr, Al-Takastur, Al-Kafirun dan Al-Nas.
Kedua, dalam tata-cara Bahasa Arab, kalimat yang menggunakan “ Alif dan Lam “ berbeda artinya dengan yang tidak menggunakan, “alif dan lam”. Dapat dilihat “ Al’Usri “ (Kesulitan) memakai pakai “Alif dan Lam”. Sedang “Yusra” (Kemudahan) tidak memakai “Alif dan Lam”. Artinya, “ Al-‘usri “ diucapkan dua kali, artinya sama persis kesusahannya.. Tapi “ Yusri “ yang diucapkan dua kali, mengandung arti, dua kemudahan.
Berdasarkan penafsiran ayat tesebut, maka seorang muslim apalagi seorang Kepala Negara, tidak perlu putus asa menghadapi betapa banyaknya problem yang dihadapi dan segera diatasi dalam seratus hari. Misalnya penegakkan hukum, penyediaan lapangan kerja, penyediaan hadiah lebaran dan kesejahteraan. Satu dua contoh soal diantaranya yang diselesaikan seratus hari, rakyat yang memilihnya sudah gembira. Seperti Jaksa Agung dan Mahkamah Agung yang berani menghukum satu dua kelas kakap,sudah bagus. Hadiah lebaran dan Natal direalisasikan dengan merata dan adil, sudah bagus.Tenaga kerja yang di PHK sudah berkurang, sudah bagus.
Artinya insya Allah tidak terlalu berat, karena ayat diatas menafsirkan satu kesulitan, dapat diatasi dua atau lebih kemudahan.
Dilarang berputus asa;
Diperkuat ayat Alquran lain dengan mengatakan “ Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali hanya orang-orang yang sesat..“ (QS. 15: 56).
Lebih tegas lagi dalam ayat yang berhubungan dengan puasa dikatakan “Tuhan menghendaki bagimu kemudahan, dan tidak menghendaki kesulitan “ (QS.2 : 185)
Kemudahan yang digambarkan bagi orang yang berpuasa, misalnya jika orang sakit atau sedang musafir, boleh ditunda puasanya pada bulan lain.Demikian wanita yang baru melahirkan atau orang yang sudah tua dan payah, tidak diwajibkan lagi berpuasa.
Cukup menggantinya dengan membayar “ Fid-yah “ satu liter beras, untuk orang miskin setaip hari.
Dengan kemudahan tersebut, yakinlah kita bahwa Tuhan selalu menghendaki sesuatu yang menggampangkan bagi manusia. Misalnya kesulitan ekonomi yang kita alami sebelum berpuasa, tetapi sesudah melaksanakan puasa ada-ada saja, rezki itu datang ketika hendak sahur atau berbuka. Apalagi kalau seorang muslim mau mendekati Mesjid yang menyediakan perbukaan.Dan rajin berdoa.
Penulis teringat pidato-pidato pemimpin- pemimpin bangsa dahulu, untuk membangun semangat bangsa yang baru merdeka dan hidup masih serba kekurangan dan kesulitan “ Fainna ma’a al-‘usri Yusra “, diterjemahkan bebas dengan arti “ Sesungguhnya setiap kemudahan itu, harus dibeli dengan kesulitan “, sekalipun ini melanggar terjemahan ilmiah, tapi yang penting agar kita menyadari, bahwa mesti bersusah- susah dahulu, barulah perubahan, kemenangan dan kemudahan tiba.
Berdoa terus :
Seorang muslim apalagi seorang pemimpin, bagaimanapun kepercayaan dan staf terdiri atas orang-orang profesional dan jujur, masih ada satu amalan yang harus dibiasakan lakukan secara rutin, yaitu berdoa terutama tengah malam..Berdoa dan berdoa. Apalagi menghadapi masalah berat. Kontak batin dengan niat yang baik, akan menghasilkan hasil yang baik pula.
Ketika Nabi Musa diperintahkan menghadapi Fir’aun yang mendakwakan dirinya Tuhan dan penguasa tunggal, terhadap kaum Bani Israel, disamping meminta pembantu yang jujur yakni saudaranya sendiri, Harun, juga seaantiasa bermohon kepada Allah agar Tuhan menganugerahkan kelapangan dada terhadap dirinya, untuk mempermudah segala persoalan.
“ Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku “ (QS. 2: 25-26).
Doa yang dibaca seorang muslim berulang-ulang, akhirnya Musa dan pemimpin lain urusannya dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Fir’aun.yang kejam bersedia mendengarkan uraian Musa, sekalipun menolak ajarannya. Dan Tukang-tukang sihir Fir’aun terkalahkan oleh mu’jizat tongkat yang berubah menjadi ular yang lebih besar, menelan semua ular-ular sihir Fir’aun.
Akhirnya, berdasarkan uraian tersebut diatas, kita yakini selama manusia hidup, pasti menjumpai yang namanya kesulitan, apalagi seorang pemimpin. Dan kesulitan itu pasti selalu bersama ada kemudahan yang mengandung beberapa solusi. Jika sesorang menghendaki agar solusi lebih mantap dan menukik, seorang muslim hendaknya lebih mantap pula takwa dan hubungannya dengan Allah setiap memulai eksen.
Selamat bekerja seratus hari pemimpin bangsa yang baru dan kabinetnya, semoga berkah Ramadhan, menjiwai keberkahan dalam kinerjanya. Amin.
H. Mochtar Husein
No comments:
Post a Comment