Saturday, November 10, 2007

Halah Bi Halal, Menambah Umur

Alhamdulillah, Ramadhan dan Idul Fitri telah berlalu. Setahun kemudian baru kembali lagi.. Tapi tidak ada jaminan, bahwa kita masih dapat bertemu Ramadhan tahun depan. . Karena umur di tangan Tuhan. Tua dan muda dipanggil. Melalui musabab sakit atau kecelakaan lalu lintas atau musabab lain.

Menjadi tradisi bagi kita, ketika masih tinggal di desa kelahiran, setiap selesai lebaran, saling mengunjungi tetangga, famili dan kerabat. Menikmati ketupat, ayam dan hidangan lain. Kemudian bermaaf - maafan. Berlangsung sepekan atau lebih.

Karena kini,sudah berdomisili di kota, tradisi seperti itu tidak dapat di praktekkan. lagi. Famili dan kerabat sudah berjauh-jauhan. Disamping itu waktu semakin dihargai karena lebih banyak dipakai mencari duit.

Untung sekali, sejak tahun lima puluhan ditemukan metode terbaik yang namanya “Halalbihalal,” terutama ukuran kota. Tujuannya sama yaitu Silaturrahim dan bermaaf-maafan. Ekonomis, efesien, murah dan meriah.

Merusak di dunia;
Di dalam Al-Quran dinyatakan “ Apakah kamu jika berkuasa, akan membuat kerusakan di muka bumi, dengan memutuskan hubungan kekeluargaan.? Mereka itu akan mendapat laknat dari Allah. Telinganya akan ditulikan dan matanya akan dibutakan.” (QS.Muhamad :22).

Di ayat lain dikatakan, “ orang yang tidak mau bersilaturrahim, akan memeroleh kutukan dan kediaman yang paling buruk (Jahanam) (QS.Al-Raad 25)

Menurut ulama Tafsir,orang yang sengaja memutuskan kekeluargaan, terutama seorang pejabat yang dipilih (bai’at) rakyat, adalah termasuk golongan pembuat kerusakan di muka bumi yang dosanya sangat besar. Sama pula seperti pengusaha yang menebang liar pohon di hutan, mengakibatkan banjir besar yang menghancurkan harta benda dan jiwa manusia.

Hal itu diperkuat hadis Rasul yang berbunyi “Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan silaturrahim (HR.Bukhari Muslim).

Hadis lain, menyamakan dengan orang yang mendurhakai kedua orangtuanya, dengan qathi’rahim ( pemutus silaturrahim ) dan musyrik kepada Allah, yang dosanya tidak diampuni. Karena dikategorikan golongan perusak di muka bumi.

Dinyatakan Rasul, “Apakah kamu mau mengetahui akbar al-kabair (dosa terbesar diantara dosa besar ) : yaitu musyrik kepada Allah, mendurhakai orangtua dan bersaksi palsu. (HR.Bukhari Muslim).

Dari syarahan Al-Quran dan Sunmnah, diketahui betapa besarnya dosa bagi orang yang sengaja memutuskan hubungan dengan saudaranya, terutama yang tergolong miskin.Bahkan salah satu hakekat berpuasa Ramadhan, mersakan penderitaan orang yang selalu lapar dan tidak berlangsung hanya sebulan.

Memanjangkan umur:
Sebaliknya, banyak dalil-dalil naqli yang memberi keterangan, justru dapat menambah rezeki dan memanpanjangkan umur, terhadap mereka yang suka bersilaturrahim.

Disebutkan salah satu hadis sahih “ Siapa yang ingin kelapangan rezeki dan dipanjangkan umurnya, hendaknya suka menyambung hubungan dengan famili”. (HR.Bukhari Muslim).
Masalah panjang umur, perlu disyarahkan karena ada musykilah. Mengapa masih ada yang disebut dipanjangkan umur, padahal tiap orang telah ditentukan sekian ?.Jawabnya, “ Muyassarun lima khuliqa lah ” (Gampang melakukan sesuatu yang ditakdirkan baginya). Misalnya, Tuhan tentukan si A umurnya 5O atau 7O tahun.

Diserahkan kepada Sunnatullah. Kalau orangnya melakukan sesuatu yang memanjangkan umur, berarti takdirnya yang 7O atau lebih.

Yang dapat memanjangkan umur menurut kesehatan misalnya makan bergizi, olahraga teratur, tidak suka stress dan tidak suka minum alcohol. Ditambah dari segi agama, orang yang suka menyambung silaturrahim.

Berbuat kebaikan.
Menurut Hukama, hakikat umur panjang itu bukan dilihat mencapai usia 6O atau 7O atau lebih. Batas panjang umur itu dilihat seberapa banyak kebaikan yang dibuat. Salah seorang Khalifah Abbasiyah bertanya kepada seorang ulama yang sudah tua, “ sudah berapa umurnya sekarang, Ustadz ?.. “Baru 1O tahun”, jawab Ustadz. Khalifah marah, dan berkata “Apa kamu mendustai saya, ? ” kata Khalifah. “Tidak” , jawab Ustazd. Memang baru 1O tahun saya jaga agar umur saya tidak bercampur lagi berbuat dosa”.

Dengan demikian, umur sesuai makna asalnya makmur, yakni sejahtera, maka jawaban ulama umur itu ialah berbuat kebaikan, dan tidak terkontaminasi lagi kejelekkan didalamnya.

Taqwa yang dijanjikan bagi orang yang berpuasa, banyak. Salah satu artinya menurut Umar bin Khattab, tidak lagi menginjak dosa, laksana duri di jalanan. Cirinya disebut Al-Quran, orang yang bertakwa ialah “ orang yang suka menafkahkan sebagian hartanya, dalam keadaan lapang (senang) maupun sulit, orang yang mampu menahan amarahnya dan memaafkan orang-orang yang bersalah kepadanya (bahkan ) ia berbuat baik kepadanya.(QS. Ali Imran 134).

Orang-orang berbuat kebaikan itulah orang panjang umurnya. Baik dalam sebutan atau usia. Misalnya berbuat kebaikan di dunia saja, umurnya panjang dalam sebutan. Seperti para pahlawan bangsa, diabadikan di taman pahlawan dan nama jalan dalam kota.serta dipelajari di sekolah sejarahnya.

Apalagi yang syahid karena mempertahankan agama, berbuat baik untuk kepentingan dunia dan akhirat. Merekalah yang banyak disebut Al-Quran “ Al-Faizun” (orang memeroleh keuntungan).

Disebutkan Al-Quran, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah memeroleh keuntungan ( QS.3:185).

Dalam rangkaian silaturahim yang diadakan, sering dikaitkan pengampunan dosa untuk menggiring manusia betul-betul menjadi suci terhadap Tuhan dan suci terhadap sesame, karena telah terjadi saling memaafkan dosa.

Dalam Al-Quran dinyatakan hamba-hamba Allah tetap diberikan harapan, sekalipun masih bergelimang dosa, asal ada kesadaran akan kembali ke jalan benar, dan tidak berputus asa untuk bertobat (QS.39: 53).

Maka Adam menerima dari Tuhannya, petunjuk, berupa kalimat-kalimat, dan dia telah bertobat, maka Allah mengampuninya. (QS.2:37).

Dari ayat tersebut diketahui, bahwa Tuhan sangat pengampun dan mengamppuni dosa-dosa hambanya, terutama dalam Ramadhan. Jika dalam silaturahim (halalbihalal), masih ada orang yang tidak mau mengulurkan tangannya dan memaafkan kesalahan saudaranya, hal itu sudah keterlaluan.Dirinya sendiri sudah diampuni Tuhan.

Akhirnya, halalbihalal (silaturahim) itu pertama menahan marah, kedua memberi maaf dan ketiga berbuat baik kepada orang yang pernah bersalah, apalagi kepada orang yang pernah berbuat baik kepada kita. Prilaku itulah mengakibatkan rezeki dan umur, bertambah. (Wa Allahu a’lam).

Minal Aidin wal-Faizin. Mohon maaf lahir batin.


No comments: