Saturday, November 10, 2007

Memelihara Haji Mabrus

Alhamdulillah jamaah haji Indoneia, khususnya kloter embarkasi Hasanuddin, satu demi satu telah berdatangan kembali di tanah air, setelah sebulan lebih berada di tanah suci. Dambaan yang diucapkan para penjemput baik dari keluarga atau handai tolan, semoga anda menjadi haji yang mabrur (direstui).

Untuk menyegarkan kembali apa itu mabrur dan cara memeliharanya, tiada cara lain kecuali kita kembali simak keterangan Alquran dan Hadis tentang kemabruran itu, khususnya kepada muslim yang sudah haji. Baru atau yang sudah lama.

Makna Mabrur :
Ibnu Faris dalam “ Maqayis Lughat ” berpendapat : Term Mabrur berakar dari huruf “Ba dan Ra “ yang mempunyai 4 makna : (l) Sesuatu yang benar (2) Hikayat yang bersuara (3) Daratan (bukan laut) (4) Restu dan penerimaan Allah terhadap kepada seseorang yang melaksanakan haji. Seolah-olah Tuhan berkata, Aku telah terima hajimu, karena kamu lakukan dengan benar, ikhlas, lapang dada, seperti lapangnya daratan terhadap semua yang mendiaminya. Artinya, pengertian keempat inilah yang relevan menyatakan makna Mabrur, yaitu direstui dan diterima. Bukan sebaliknya yaitu Mardud ( ditolak).

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, perlu di segarkan kembali dalam ingatan kita, bahwa semua ibadah misalnya salat, selalu menunggu restu dari “Penilai Agung”( Allah). Salat yang diterima ialah salat yang masuk kategori “ Aqimu “ yaitu memenuhi 3 syarat (l) Khusyu’ (Konsentrasi),(2) Dilakukan lengkap syarat, sunat dan adatnya, dan (3) Setelah selesai salat, suka membantu orang miskin(Lihat QS.al-Ma’ un). Demikian misalnya puasa yang diterima ialah yang masuk kategori “Shaum dan Shiyam “ yaitu menahan yang membatalkan puasa dan pahalanya, misalnya menaham juga, agar mulut tidak berdusta, menipu dan mencaci maki (Lihat hadis Muslim: “Kam min Shaimin…” (Banyak orang berpuasa, tapi tiada memperoleh pahala, kecuali hanya lapar,dahaga dst).

Berdasarkan keterangan ayat dan hadis tersebut, maka semua ibadah dalam rukun Islam itu selalu dilihat efek keikhlasan, pelaksanaan yang mantap dan berefek sosial kepada masyarakat, sebagai roh dan vitalitas ibadah yang dilakukan. Dan itulah yang tersimpul dalam filsafat salat, Allahu Akbar ( Hubungan vertikal hanya Allah Yang Maha Besar ) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dengan mengucapkan Assalamu Alaikum ( Mudah-mudahan anda semua dalam keadaan selamat dan bahagia), diakhir salat. Artinya, memelihara dua hubungan. Hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dengan sesama manusia.

Dalam Alquran & Hadis :
Dalam Alquran, tidak ditemukan sebuah ayat pun yang menggunakan kata “ Mabrur” secara ekspilisit, namun dalam konotasi lain, dengan akar kata huruf “Ba dan Ra” dengan perubahan tashrif, banyak dijumpai Misalnya “ Wa barran biwalidaih “ ( Berbuat baiklah kepada kedua orangtua ), “Watawaffana ma’al Abrar “ ( Matikanlah kami bersama orang-orang yang berbakti).

Yang terakhir, doa yang dibaca jamaah haji ketika tawaf, setiap melintasi rukun Yamani disekeliling ka’bah.

Jadi Mabrur, disamakan artinya dengan Abrar, yaitu golongan muslim yang istimewa, karena seimbang kebaktiannya kepada Allah dan kebaikannya kepada sesama manusia dengan suka membantu orang-orang miskin.

Yang disebut berbuat baik kepada kedua orangtua, seperti pada ayat diatas (Wa barran biwalidaih). Menurut mufasir, seorang anak terhadap orangtuanya, selalu memenuhi 3 syarat kewajibannya: (l) Taat kepada kedua orangtuanya, baik dikala hidupnya maupun sesudah matinya, dengan mematuhi nasehatnya (2) Mendoakan dengan memohonkan ampunan dan keselamatan orangtuanya setiap selesai shalat, dan (3) Membantu kedua orangtuanya berupa bantuan materi secara rutin dikala hidupnya, dan masih bersosial atas nama orangtuanya, sekalipun telah wafat. Misalnya dihajikan, sesudah wafatnya, jika belum haji.

Dengan demikian syarahan kedua ayat tersebut dipahami bahwa haji Mabrur menurut Alquran syaratnya juga 3 (l) Haji atau umrahnya dilakukan dengan ikhlas dan sempurna (2) Hajinya tidak lagi dikotori dengan dosa (besar), setelah haji ( bukan cuma 4O hari ), (3) Setelah kembali ke tanah air, sosialnya kepada masyarakat dan takwanya kepada Tuhan, bertambah melebihi sebelumnya.

Menurut mufassir Al-Tabrasyi, sebenarnya dalam Alquran didapati ada l4 ayat tentang haji. Salah satu diantaranya jika dihubungkan akan kemabruran, sekalipun tidak menyebut term kemabruran, yaitu : “ Barangsiapa yang menetapkan niatnya akan mengerjakan haji, maka ia tidak boleh “rafast “ ( berkata atau berbuat cabul ), “ fasiq “ ( melakukan dosa besar atau kecil ) dan “ Jidal “ (berbantah-bantahan yang menyebabkan keretakan dan permusuhan). (QS.2:l97).

Sekalipun ayat tersebut ditujukan kepada mereka yang sedang dalam ihram, menurut sebagian Mufassir, ayat itu juga yang menjiwai dan mematok ke mabruran. Lebih-lebih jika dihubungkan pula QS.al-Taubah 3 dan al-Baqarah l96, yaitu mereka yang melakukan haji memenuhi ketentuan 3 syarat :

(l) Berniat suci, naik haji karena Allah dan menyatakan tidak akan melakukan dosa sesudah kembali .Misalnya tidak lagi korupsi atau menerima sogok..(2) Haji atau Umrah dilakukan dengan sempurna ((3) Berbekal dengan takwa, yaitu tidak suka meminta-minta selama haji, bahkan sebaliknya, banyak memberi dan menolong.

Mengenai hadis yang menjelaskan tentang kemabruran, diantaranya : “ Aisyah bertanya, kepada Rasul, kalau “Jihad “ terafdhal sesudah beriman, mengapa kita tidak berjihad terus ? Dijawab Rasul SAW, sebenarnya Jihad terafdhal adalah “Haji Mabrur”. (HR. Bukhari dari Aisyah RA).

Adapun yang dimaksud Mabrur sesuai syarah Hadis “ Fat-hul Bariy ”, yaitu (l) Dalam melaksanakan haji tidak mencampur dosa (2) Melaksanakan haji dan umrah, dilakukan dengan sempurna (3) Suka memberi makan orang miskin dan mengucapkan salam, selama haji dan sesudah haji.

Oleh Al-Gazali lebih tegas dikatakan, faktor utama kemabruran haji ialah ikhlas dengan menggunakan uang halal (Ihya 2:29).

Akhirnya, haji mabrur itu syarat utamanya ikhlas, biaya halal, sempurna pelaksanaan, dan bertambah iman dan sosialnya serta mampu memeliharanya dengan menjauhi dosa setelah kembali ke kampungnya. Semoga anda termasuk haji mabrur. Amin.

No comments: