Saturday, November 10, 2007

Protes Karikatur Nabi

PENDUDUK Barat heran. Mengapa keras sekali protes muslim se dunia, tentang karikatur Nabi Muhammad. Baik penduduk muslim minoritas atau mayoritas. Muslim yang haluan keras atau moderat.Kaum Sunni atau Syi’ah. Padahal menurut penilaian orang Barat, karikatur dalam Pers itu, biasa saja. Demi kebebasan. Pemimpin Yahudi dan Kristen pernah juga digambar karikatur.

Karikatur, artinya gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran dsb. Jadi, sifatnya memang menyindir dan melecehkan orang. Yang sudah tahu kebebasan pers Barat yang liberal, tidak kaget. Berbeda system kebebasannya pers Timur. Ada batasnya. Menyangkut prinsip agama atau budaya. .Ada etikanya, harus dipatuhi Kaum agama gampang tersinggung. Terutama umat muslim yang sering diserang orientalisme dari dahulu.

Bagi muslim meyakini isi Al-Quran itu mutlak. Seperti “Innadina ‘inda Allah, al-Islam“ ( Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam ). (QS. Ali Imran:19 ).Dan ayat terakhir, “ Waradhitu lakum al-Islam dyna”. ( Dan Aku telah rela Islamlah sebagai agamamu (QS.Al-Maidah 3 ).Kedua ayat itu tidak artinya yang lain (maaf). Inilah prinsif. Tentu agama lain, juga punya prinsif. Tapi Islam menghormati dan mentolerir agama lain. Dibuktikan Nabi di Medinah. Melindungi kaum Yahudi dan Nasrani dalam kekuasaannya. Kecuali Yahudi yang melanggar perjanjian damai, terpaksa dibersihkan.

Sistem Pers:
Mengapa timbul perbedaan ?. Karena sistim berbeda. Menurut tokoh jurnalis Barat, Siebert dalam Four Theory of the Press, ada 4 sistem Pers di dunia:

Pertama, system Liberal (Bebas luas)

Kedua, system Otoriter ( Diktator )

Ketiga, system Komunis (Yang benar hanya organisasi )

Keempat, system Responsibility.(Bebas juga, tapi harus bertanggung jawab).Ada etika tertentu) (1962: 4).

Dari empat system diatas, system Liberal, yaitu bebas yang luas), itulah yang dianut terutama Pers Barat, seperti Amerika dan sebagian Eropah. Sisten otoriter terutama di anut negara-negara berbentuk kerajaan. Sistem komunis dianut terutama di Negara berhaluan komunis Dan sisitem Responsibility yaitu bebas tapi bertanggung jawab, seperti dianut Indonesia dan sebagian negara Asean. Sebagian ahli jurnalis berkata di zaman orba, praktik pers adalah otoriter. Banyak pers dibredel. Mudah-mudahan tidak terulang lagi.di zaman sekarang.

Jadi Indonesia, menganut system pers bebas tapi bertanggung jawab. Ada beberapa etika jurnalis,misalnya bertanggung jawab kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ( Pancasila ), kebudayaan ( kepribadian ) bangsa dan pembangunan. Bukan sistem Liberal yang bebas sekalipun keyakinan agama boleh dilecehkan dan disindir..

Menurut Syafiq Hasyim, pluralisme merupakan salah satu jalan saling memahami antara masyarakat Islam dan Barat. .Tetapi istilah ini disalah tafsirkan, sebagian orang menjadi relatifisme agama-agama. Dalam kontes Indonesia, sementara pihak memahami pengakuan kebenaran semua agama. Padahal, ada defenisi lain cocok untuk Indonesia, dari syeid Hashim Ali, yaitu sesuai kondisi masyarakat dimana kelompok etnis, agama dan budaya, hidup bersama dalam sebuah bangsa. Jadi, defenisi pluralisme ini masih menjadi pertempuran ideology (Kompas 6-2).

Sebab lain menimbulkan problem, karena Barat memahami Islam, masih terbingkai cara pandang orientalisme yang memposisikan Islam sebagai obyek. Akibatnya,baik kalangan muslim dan non muslim, sukar menegakkan prulasisme yang sesuai Indonesia dengan murni, obyektif dan humanis.

Muhammad SAW.
Keyakinan muslim terhadap keesaan Allah, kesucian Al-Quran dan kerasulan Muhammad SAW sebagai nabi yang terakhir, sukar dibendung. Dahulu sudah pernah ada penghinaan ayat-ayat setan dan kertas Al-Quran dimasukkan ke kloset. Muslim dunia juga protes, terutama kepada tentara Amerika yang mengawal tawanan di penjara.

Artinya, jika prinsip muslim seperti itu yang disinggung, umatnya akan bangkit memerotes sepuluh kali lipat dari yang lain. Apalagi digambar dalam karikatur yang tujuannya mengolok-olok rasul termulia. Muslim yang imannya sudah tebal, akan menyediakan segalanya, Sekalipun langit runtuh dan bumi tempat berpijak longsor.

Ajaran Islam yang dibawah oleh nabi Muhammad SAW yang diolok-olok melalui Pers di Denmark, bukan ajaran yang kejam, tapi justru “ Rahmatan lil’alamin” (Pembawa kasih sayang kepada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan ).Sebab itu, sepakat ulama,melarang menggambar-gambari.

Andaikata orang menggambarnya sebagai pemuda yang gagah sekalipun, ulama tetap melarangnya. Karena khawatir, jangan sampai berbeda dengan watak yang telah diceriterakan Al-Quran. Apalagi gambar yang sifatnya penghinaan, dengan bentuk teroris.(Wal’iyadzu Billah).

Antony Quen bintang film Hollywood, dalam Hijrah Rasul, hanya diizinkan memerankan Hamzah (paman Nabi Muhammad). Nabi Muhammad sendiri dalam Hijrah, Cuma diperlihatkan unta yang dikendarai. Demikian juga Ali bin Abi Thalib, dalam suatu peperangan, hanya diperlihatkan pedang Zulfikar bermata dua yang digunakan.

Apa sebab ?. Demi kehormatan, khawatir yang memerankan itu, meleset sedikit dari menirukan dan memerankan watak atau postur tubuh manusia yang gelarannya Habibullah (Kekasih Allah).

Memaafkan.
Sesuai praktik Nabi, bagaimanapun besarnya kesalahan orang, terhadap dirinya pintu tapi maaf tetap terbuka.. Seperti peristiwa Da’tsur ketika bertemu dan hendak membunuh Nabi. Dia mengayunkan pedangnya dan berkata, ” Ya Muhanmmad, siapa yang menghalangi kalau pedang ini saya ayunkan terus ? ”. “Allahu Akbar ! ”, teriak Nabi. Dan dengan tiba-tiba pedang itu terjatuh dan berada di tangan Nabi, lalu balik berkata “siapa yang menghalangi jika pedang ini saya ayunkan ? ” Da’tsur,yang pucat menjawab “ maaf, hanya Engkau Muhammad sendiri.“ Sebagai Nabi yang pemaaf, tanpa berpikir panjang, langsung memaafkan Da’tsur. Akhirnya Da’tsur menyatakan memeluk Islam, karena mengagumi akhlak Nabi yang sangat tinggi dan luhur.

Dalam Al-Quran diakui “ Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang bersama dia, tegas terhadap yang ingkar, tetapi sangat kasih sayang kepada sersama mereka. (QS.Al-Fath 29).

Selanjutnya dalam Hadis dinyatakan ada 3 halawat iman, Diantaranya yang telah merasakan nikmatnya iman (halawart iman), (Yaitu jika mencintai Allah dan Rasulnya, melebihi segala-galanya…(HR.Bukhari Muslim).

Muslim sedunia yang memperotes karikatur Nabi Muhammad SAW, tiada lain kecuali telah merasakan nikmatnya iman ( halawatul iman ). dalam benaknya. Namun, jika betul ada permintaan maaf dan berjanji tidak mengulangi, dari Pimpinan Pers Denmark yang membuat Karikatur, melalui siaran Pers se dunia, maka seorang muslim, pasti mencontoh Nabinya yang terlah memaafkan Da’tsur.

Demi penyegaran !, salah satu makna Islam adalah perdamaian. Maka umat muslim tetap waspada dalam hal ini, seperti kata pemimpin Islam kontemporer, jangan sampai ada scenario untuk mempertentangkan antara Islam bersama kekuatan Cina di Timur dengan kekuatan Barat. ( Wa Allahu a’lam ).

No comments: