Ketika melakukan Studi Banding ke Malaysia Juli 2OO2 penulis dan rombongan Tim Pengkajian Syariat Islam (KPSI) Sulsel disambut oleh Ketua Jabatan Kemajuan Islam Malaysia ( JAKIM ), Datuk Saifuddin bin Abdullah.
Menurut Ketua JAKIM yang setingkat Menteri Agama di Indonesia, bahwa program pertama umat Islam yang harus dijawab kepada orang Barat ialah bahwa umat Islam itu bukanlah teroris. Tindakan keras sebagian kecil dari kelompok umat Islam, bukan gambaran watak umat yang lebih satu miliar jumlahnya di seantero dunia. Dalam setiap agama dan ideologi selalu terdapat ada kelompok yang menganut garis ekstrim, tapi bukan gambaran keseluruhan penganutnya. Kalau Al-Qaeda misalnya yang dituduh menganut faham keras yang berani melawan kezaliman orang Barat, maka betapa lebih banyak lagi organisasi dan kelompok Islam yang santun, suka perdamaian dan persahabatan. Bahkan Islam itu salah satu artinya ialah “ Perdamaian “.
Berdasarkan keterangan Ketua JAKIM tersebut, didapati adanya pariasi pengertian para ahli dan budayawan tentang istilah teroris, misalnya psikolog Sarlinto Wirawan berpendapat, orang Israel yang menyaksikan pacarnya terbaring di rumah sakit dengan mata yang buta atau kaki buntung akibat pemboman bunuh diri pemuda Palestina, hal itu dianggapnya, teroris karena menimbulkan rasa teror ( ketakutan berlebih-lebihan ) pada diri mereka. Sama halnya dengan Westerling yang dianggap teroris di Sulawesi Selatan atau Pemuda Rakyat pembunuh sadis (teroris) di zaman “G-3O-S” . Tapi pembom bunuh diri itu justru patriot atau martir buat orang Palestina, sama dengan Westerling yang dianggap pahlawan buat orang Belanda yang menjamin hidup sejahtera sampai pensiun di negeranya atau Pemuda Rakyat dianggap adalah kader terbaik dalam PKI.
Kondisi setempat :
Jadi memahami teroris itu diserahkan kepada kondisi setempat. Sebab Muslim Malaysia dan Indonesia, belum sepakat bahwa cara itulah yang terbaik melawan kezaliman, karena ternyata Rasulullah dan sahabatnya belum kita dapati adanya praktek bunuh diri itu selama l3 tahun di Mekah menghadapi berbagai macam praktek teroris dari Kuffar Mekah. Bagaimana memahami suatu terror, misalnya dalam Islam jika dikatakan bagian dari semangat Jihad dalam arti Qital ?.
Dalam Alquran dinyatakan, “ Jika kamu disiksa yang diluar batas, maka balaslah yang sama dengan tindakan mereka “(QS.Al_Nahl 126). Mufasir Al-Jazairi berpendapat sebenarnya ayat tersebut turun ketika terjadi perang Uhud dimana sahabat Rasulullah gugur (syahid) sebanyak 7O orang dan orang Kafir Quraisy memperlakukan tindakan yang sangat kejam dan sangat sadis terhadap syuhada, terutama diri Hamzah, pamanda Rasul. (Aysar III:l7l).
Berdasarkan ayat dan penafsiran tersebut, maka mungkin ulama Palestina, menfatwakan hanya cara itulah yang dapat dilakukan untuk melawan Zionis Israel yang telah 5O tahun, dengan angkuhnya menteror orang-orang Palestina, mengusir, membunuh dan mengahancurkan tumpa darah mereka, dengan dukungan negara-negara besar di Eropa dan Amerika.
Disamping itu memang dalam Alquran sendiri, didapati ayat yang memberi harapan kepada mujahidin bahwa orang-orang mukmin itu telah terbarter dirinya dengan surga, baik terbunuh atau membunuh dalam perang (QS.Al-Taubah lll).
Tamaddun Islam :
Selanjutnya Datok Saifuddin Abdullah menjelaskan, untuk mencapai pengetahuan yang hakikat dalam Islam, maka Jakim telah menyusun program dan aktifitas seperti :
(l) Visi yang ditanamkan, bahwa Jakim adalah sebuah “agensi pusat” yang unggul dalam pembangunan hal ihwal Islam kearah melahirkan umat yang progresif dan berakhlak mulia, sedang misinya untuk membangun sistim yang berkualitas merealisasikan Islam sebagai Addin melalui pendidikan dan penggunaan Teknologi.
(2) Mengenai fungsi dan tanggung jawab Jakim melaksanakan pembangunan SDM terutama penggalian dan tahfiz Alquran di usia dini.Sejak l966 telah didirikan Darul Qur’an dan telah beroperasi di Mesjid Negara Kualalumpur sampai sekarang serta didirikan ditiap negeri (propinsi), dan daerah (Kabupaten). Artinya, untuk mengembalikan Tamaddun Islam, pengajaran pertama dimulai pada usia 6 atau 7 tahun ialah menghafal Alquran, Hadis-hadis dan mengamalkan Fardu ain, barulah dibolehkan mempelajari ilmu-ilmu duniawi.
Kelas Alquran & Fardhu Ain (KAFA) bagi anak-anak bertujuan:
(l) Agar sejak dini, kanak-kanak muslim diseluruh kerajaan telah mampu membaca atau menghafal Alquran dan melaksanakan kewajiban dasar Fardu ain dalam pengamalan menuju muslim yang baik.
(2) Memperkukuh asas-asas pendidikan Islam di sekolah rendah, sehingga guru-guru agama lebih gampang memberikan pelajaran tambahan dengan baik.
(3) Mewujudkan satu sistim kelas pengajian Alquran dan Fardu ain di seluruh negeri (propinsi) dan daerah (Kabupaten). Ini dimaksudkan agar corak nasionalisme di negera-negara federal dengan otonomi, tidak hilang, sekalipun ditingkat kecamatan dan kampung boleh diajarkan yang lebih sepesifik.
Sesudah aktifitas pokok tersebut barulah Jakin menggiatkan urusan kesetiaan dan hubungan antar bangsa-bangsa, pembangunan keperibadian umat dalam penyiaran melalui surat kabar,radio dan televisi, pentadbiran administrasi dan keuangan,pembangunan pendidikan Islam dan penerbitan-penerbitan. Bahkan terdapat bahagian khusus pengurusan Keluarga, Sosial dan Mesjid (KESUMA).
Akhirnya untuk mengembalikan tamaddun Islam, seperti yang pernah berjaya selama 6 ratus tahun dalam sejarah Islam, jika meniru mereka bukanlah suatu utopi, lebih-lebih jika kita meniru negara bagian yang memformalkan syariat Islam seperti Teringganu dan Kelantan, bukanlah suatu tindakan negatif. Sebaliknya adalah tindakan positif untuk menyelamatkan bangsa ini dari kerusakan moral yang serangannya multi dimensional.
Menurut penulis, tidaklah jelek jika kita tiru yang baik khususnya pemberantasan buta Aksara Alquran yang sesuai kondisi daerah kita. Motornya tentu Dinas Pendidikan Nasional dan Kanwil Agama, dengan bantuan LSM dan kita semua. Insya Allah Tuhan memberkati.Amin.
No comments:
Post a Comment